Gerakan bangsa Indonesia dapat dibandingkan berdasarkan sifat perjuangan itu sendiri, sehingga terdapat 2 perjuangan yang dibataasi setelah timbulnya nasionalisme. Perjuangan bangsa Indonesia pada masa sebelum tahun 1900 telah memberikan reaksi dan perlawanan terhadap perjajahan Belanda, tetapi bersifat:
1. Perlawanan lokal
2. Perlawanan negatif:
a. pindah tempat atau mengundurkan diri.
b. mencari perlindingan kepada ilmu gaib.
3. Perlawanan yang irasionil, yang tergantung kepada kekuatan seorang pemimpin.
4. Belum terpikirkan bagaimana tindak lanjut (follow-up)
Sedangkan perjuangan bangsa Indonesia sesudah tahun 1900 sifat perlawanan berubah menjadi :
1. Perlawanan bersifat nasional
2. Perlawanan yang positif
3. Perlawanan itu diorganisir secara teratur.
4. Sudah ada tindak lanjut.
B. Faktor yang menyebabkan pertumbuhan pergerakan nasional.
Gerakan nasional dan nasionalisme di Indonesia sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor yang mempengaruhi adalah faktor yang datang dari dalam dan luar negeri. Adapun faktor atau sebab-sebab yang berasal dari dalam negeri (intern) ialah:
1. Penderitahan akhibat penjajahan.
2. Kesatuan Indonesia dibawah Pax Neerlandica memberi jalan kearah kesatuan bangsa.
3. Pembangunan komunikasi antar pulau.
4. Pembatasan penggunaan atau penyebaran bahasa Belanda, penggunaan bahasa Melayu yang dipopulerkan.
5. Undang-undang desentralisasi 1903.
6. Pergerakan kebangsaan di Indonesia dapat juga disebut sebagai reaksi terhadap semangat kedaerahan.
7. Inspirasi kejayaan Sriwijaya dan Majapahit.
dan faktor atau sebab-sebab yang datang dari luar negeri (ekstern) adalah :
1. Ide-ide barat yang masuk lewat pendidikan barat yang modern menggantikan pendidikan tradisional.
2. Kemenangan Jepang atas Rusia pada 1905.
3. Pergerakan dan perjuangan bangsa lain menentang penjajahan: India, Turki, Irlandia dll.
C. Berdirinya Organisasi Nasional
Adanya nasionalisme yang berkembang dan sangat mempengaruhi kalangan pemuda pelajar berakibat Gerakan nasional menentang penjajahan berhasil membangun sebagai suatu negara yang merdeka dan berdaulat. Adapun gerakan nasional sebagai wujud dari nasionalisme adalah berdirinya organisasi yang bersifat nasioanal antara lain adalah berdirinya :
1. Boedi Oetomo (BO) atau Budi Utomo (BU)
Didirikan oleh mahasiswa-mahasiswa Stovia, Sutomo, Gunawan, Suraji dsb., pada tanggal 20 Mei 1908. Inspirasi pendiriannya datang dari dokter Wahidin Sudirohusodo dari Yogyakarta, 1906 mendirikan Yayasan Bea Siswa (Studie-fonds), maksudnya merupakan "budi ingkang utani". Begitulah kemudian nama organisasi pemuda-pemuda tadi mendapatkan namanya "Budi Utomo". Berdirinya Budi Utomo menandai perkembangan baru dalam sejarah bangsa Indonesia. Tanggal berdirinya selalu diperingati bangsa Indonesia sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
2. Sarekat Dagang Islam 1911-1912
Revolusi Cina pada 10-10-1911 bergema pula di Indonesia. Orang-orang Cina di perantauan sadar akan diri mereka, lalu mendirikan ikatan-ikatan yang eksklusif, ikatan-ikatan yang sangat mementingkan diri sendiri dan bercorak nasionalis Cina. Pedagang-pedagang batik merasa terdesak atau dirugikan. Karena itu untuk mengahadapi mereka, pedagang- pedagang batik dari Surakarta di bawah ppimpinan Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam. Hubungan antara pedagang-pedagang Cina dan Indonesia menjadi begitu tegang.
3. Sarekat Islam
Pada hakekatnya SI merupakan kelanjutan dari SDI, atau SDI dengan baju baru. Dasar organisasi : persatuan bangsa dengan islam sebagai tali atau simbol persatuan, sedang tujuannya : kemajuan perdagangan, kemajuan hidup kerohanian dan menggalang persatuan diantara umat.
4. Muhammadiyah : 18 November 1912
Organisasi ini didirikan pada tanggal tersebut di Yogyakarta oleh K.H. Akhmad Dakhlan. Tujuan dari pergerakan ini adalah :
1. Menyesuaikan diri dengan kemajuan jaman (modernisasi) sehingga orang islam tidak hanya paham tentang ajaran- ajaran agama tetapi juga pengetahuan modern
2. Memurnikan diri dari unsur-unsur non-islam, terutama tradisi Jawa yang dianggap salah dan menyimpang atau bertentangan dengan ajaran Islam
5. Indische Partij : 6 September 1912
IP merupakan organisasi " politik murni ". Pendirinya adalah tiga serangkai yaitu : E.F.E. Douwes Dekker, Dr. Cipto Mangunkusumo dan R.M. Suwardi Suryaningrat, yang kelak lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara (KHD). Pergerakan ini berdasarkan nasionalisme (kebangsaan), adapun tujuannya adalah :
1. Jangka pendek : mempersatukan seluruh bangsa India (termasuk Indo-Eropa yang mau mengakui dasar pergerakan tadi )
2. Jangka panjang : mencapai India merdeka
Sikap pergerakan ini tegas-tegas non-kooperasi yang diilhami oleh perasaan tidak puas, antara lain :
a. Golongan Indonesia karena kehilangan peranan yang berarti dalam politik dan sosial ekonomi
b. Golongan Indo-Eropa karena merasa dianaktirikan oleh masyarakat dan pemerintah Belanda dan merasa terjepit dalam pergaulan sosial, kehidupan politik dan ekonomi (merasa diperlakukan lebih rendah daripada orang Belanda totok).
Pemimpin-pemimpin IP adalah orang-orang yang agresif dan berani dalam menentang pemerintah kolonial.
6. ISDV (Indische Social Democratische Vereniging ) 1914
Seorang sosialis Belanda yang bernama : Hendriek Sneevlier mendirikan ISDV yang merupakan perkumpulan Marxistis, sebabnya :
1. Banyak terdapat buruh, unsur utama pendukung Marxisme
2. Adanya organisasi yang telah berkembang, yaitu SI yang sesuai dengan taktik ISDV mencari pendukung, yaitu infiltrasi ketubuh SI dan dengan demikian dapat merebut massa pendukungnya
Jadi ISDV merupakan perkumpulan yang merintis berdirinya PKI.
D. Perkembangan Politik Sekitar Perang Dunia I
Dalam Perang Dunia I, Nederland mengambil sikap netral, namun situasi perang mempersulit pula hubungan antara Nederland dan Indonesia. Pada tahun 1916 telah diterima suatu undang-undang tentang pembentukan Volksraad (Dewan Rakyat) ditingkat pusat. Hal ini yang membuat partai-partai yang bersifat radikal masuk dalam Dewan rakyat hal ini menyebabkan berkembangnya salah satu aliran sosialisme ke Indonesia lewat ISDV. Maka perkembangan politik di Indonesia semakin kuat dan banyak organisasi politik tumbuh dengan subur dan semakin terang-terangan, hal ini dapat dilihat dari berdirinya organisasi politik nasional misalnya :
1. Perserikatan Komunis India
ISDV pada tanggal 23 Mei 1920 telah menjadi PKI, partai ini berkembang cepat karena propagandaanya yang sangat menarik. Sejak lahirnya PKI selalu berusaha mengembangkan kekuatan organisasi dan idiologinya, pada Desember 1920 PKI menjadi anggota komintern. Pada tahun 1921, ketika diadakan konggres di Semarang PKI sudah sungguh-sungguh bercorak internasional, terbukti dalam konggres itu Lenin dan Trotsky mendapat sanjungan hebat. Untuk mendalami ajaran komunis, PKI mengadakan kursus-kursus politik, yang memberi uraian tentang pokok-pokok Marxisme- Komunisme.
2. Perhimpunan Indonesia
Pada tahun 1908, bersama dengan didirikannya BU, didirikan perkumpulan pelajar di Belanda yang disebut Indische Vereniging (perhimpunan India). PI juga memberikan corak baru bagi perkembangan pergerakan kebangsaan, karena pada tahun 1923 mengeluarkan suatu pernyataan politik yang konsepnya telah disepakati pada akhir tahun 1922. Tujuan perkumpulan juga dipertegas : Indonesia Merdeka. Asas politik perjuangannya adalah berdikari dan tidak meminta- minta. Untuk mempermudah perkembangannya dan mempropa-gandakan ide-idenya, PI mempunyai alat komunikasi berupa majalah yang semula bernama India Putera, tetapi kemudian diubah menjadi Indonesia Merdeka, untuk mempertegas tujuan yang hendak dicapai. Propaganda ke tanah air disamping melalui majalah juga dengan memasuki perkumpulan belajar yang ada dibergabagi kota : Surabaya, Sala, Bandung, ini dilakukan oleh para alumni yang pulang dari Nederland.
Peranan PI dalam sejarah Indonesia antara lain :
a. PI merintis berdirinya PNI dengan sifat-sifatnya
b. PI mempertegas tujuan perjuangan bangsa dan mempertegas corak kenasionalan Indonesia dari berbagai pergerakan nasional seperti SI yang kemudian menjadi SII, BU menjadi terbuka untuk seluruh bangsa Indonesia, pemuda Indonesia menyelenggarakan Sunpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
3. Partai Nasional Indonesia
Pergerakan ini didirikan di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 oleh sejumlah pejuang kemerdekaan al : Sukarno, Iskak Cokroadisuryo dll. PNI dalam mengobarkan semangat nasional secara meluas, karena semangat nasional itu harus disalurkan. Untuk itu Bung Karno mengajukan Trilogi sebagai pegangan perjuangan :
a. Kesadaran nasional
b. Kemauan nasional
c. Perbuatan nasional
Dasar PNI adalah : Marhaen (sosio nasionalisme dan sosio demokrasi ). Menurut Bung Karno Marhaeinisme adalah suatu idiologi kerakyatan yang mencita-citakan terbentuknya masyarakat sejahtera secara merata. Adapun tujuan PNI adalah ; Mencapai Indonesia Merdeka.
4. Pergerakan Wanita
Pergerkan wanita yang mula-mula berupa pergerakan sosial, yaitu suatu gerakan yang berjuang untuk menaikkan derajat (kedudukan wanita dalam masyarakat). Pergerakan wanita dipelopori oleh RA. Kartini (1879-1904). Disamping Kartini, bangsa Indonesia mengenal nama Dewi Sartika dari Bandung sebagai pelopor pergerakan yang lainnya, juga pejuang kemajuan wanita lain yaitu Maria Walanda Maramis. ia adalah puteri Minahasa yang lahir pada tahun 1872. Panggilan persatuan kebangsaan mendorong perhimpunan- perhimpunan wanita untuk mengadakan kongres persatuan Indonesia pertama pada tanggal 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta. Pergerakan wanita yang bercorak politik berdiri pada tahun 1931 di Bandung yaitu : Isteri Sedar. Tujuannya ialah untuk mencapai Indonesia merdeka yang dipimpin oleh Suwarni Jayaseputra. Tahun 1932 berdiri pula Isteri Indonesia yang tujuannya mencapai Indonesia Raya, pemimpinnya ialah Maria Ulfah dan Ny. Sunaryo Mangunpuspito.
5. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
Pemuda-pemuda Indonesia tidak ketinggalan, mereka mendirikan pada mulanya mendirikan perkumpulan-perkumpulan pemuda lokal.
a. Jong Java
Dianggap anak dari BU, semula bernama Tri Koro Darmo yang didirikan tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta. Tujuan utamanya adalah mempersiapkan pemuda-pemuda menjadi pemimpin bangsa dikemudian hari.
b. Lain-lain daerah
Pemuda-pemuda lain daerah tidak mau ketinggalan, pada tanggal 9 Desember 1917 berdirilah Jong Sumatranen Bond. Pada tahun 1918 berdiri pula Jong Minahasa, lalu Jong Ambon dan Jong Celebes (Sulawesi), Jong Borneo (Kalimantan).
Konggres pemuda-pemuda Indonesia yang kedua diadakan pada 26 s/d 28 Oktober di Jakarta. Para utusan yang datang dari berbagai daerah di Indonesia mempertegas rasa persatuan kebangsaan mereka dengan mengucapkan sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, pada hari terakhir penyelenggaraan konggres itu. Dan hari itu kemudiam dikenal sebagai hari Sumpah Pemuda.
Karena pertimbangan politik, maka rumusan Sumpah pemuda tersebut mengalami perubahan urutan ayat, yang intinya satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Disamping kesepakatan tersebut, para pemuda juga menerima lagu Indonesia Raya ciptaan WR Supratman sebagai lagu kebangsaan dan bendera merah putih sebagai bendera kenagsaan.
E. Krisis Pergerakan
Antara tahun 1930-1935, adalah masa pergerakan kebangsaan mengalami masa krisis, yaitu hidup subur tidak dapat, matipun tidak mau. Pengaruh krisis tersebut disebabkan karena :
a. Pengaruh krisis ekonomi 1929/1930 yang memaksa pemerintah tidak keras untuk menjaga ketertiban dan keamanan
b. Pembatasan hak berkumpul dan berserikat
c. Tanpa melalui suatu proses pengadilan Gubernur Jendral dapat menyatakan sesuatu pergerakan atau kegiatannya bertentangan dengan law and order sesuai dengan koninklijk Besluit tanggal 1 September 1919
d. Sebagai akibat kerasnya pemerintah kolonial, banyak pemuka pergerakan nasional yang diasingkan.
Kemudian pergerakan nasional antara tahun 1935-1942 mulai ada dua partai baru yang muncul pada masa ini yaitu Parindra dan Gerindo. Permulaannya Parindra dipimpin oleh Dr. Sutomo sampai wafatnya tahun 1938. Kemudian diganti oleh Wuryaningrat. Tokoh Parindra lain yang terkemuka adalah M.H Tahunamrin Betawi. Partai lainnya yang perlu diketahui adalah Gerindo yang didirikan pada 1937 oleh bekas orang-orang Partindo. Tokoh- tokohnya Sartono, AK Gani, Sanusi Pane, Sipahutar, Moh. Yamin dan sebagainya.
Federasi Partai-Partai adalah merupakan gerakan baru untuk tetap menggerakan nasionalisme yang beberapa saat mengalami krisis. Bentuk dari federasi partai-partai tersebut dikarenakan larangan pemerintah kolonial Belanda yang berkuasa terhadap hak-hak perpolitik dan berkumpul bagi bangsa Indonesia sehingga organisasi nasional mulai membentuk partai baru dengan bentuk gabungan. Hal ini dapat dilihat terbentuknya federasi partai seperti :
a. Konsentrasi Radikal yang sudah kita sebut dimuka (perkembangan politik sekitar PDI) yang dibentuk pada 1918 oleh BU, SI, ISDP dan Insulinde.
b. PPPKI (Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Partai Kebangsaan Indonesia) merupakan persatuan partai atau pergerakan-pergerakan dalam bentuk federasi. Pendiriannya dipelopori oleh Sukarno (PNI) yang begitu mendambakan persatuan. Anggota federasi itu PNI, PSI, BU, Gerakan- gerakan daerah seperti Pasundan, Kaum Betawi, Sarekat Sumatra dan studieclub-studieclub.
c. Gapi (Gabungan Politik Indonesia)
Gapi berdiri pada 1939, dorongan langsung pembentukan Gapi adalah penolakan petisi Sutarjo tahun 1938, padahal petisi itu telah diterima oleh Volksraad.
d. MIAI (Majelis Islam Ala Indonesia)Merupakan federasi dari Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama, yang dibentuk pada 1937 di Surabaya.
e. PVPN (Persatuan Vakbonden Pegawai Negeri)
Didirikan pada 1929 di Jakarta dan merupakan sentral sarekat-sarekat sekerja pegawai pemerintah.
f. Konfederasi Pergerakan
Untuk menggalang persatuan yang lebih kokoh, federasi- federasi pergerakan itu mengadakan konfederasi bernama Konggres Rakyat Indonesia pada 1939 atas inisiatif Gapi. Anggotanya :Gapi, MIAI,PVPN.Dan pada tahun 1941 namanya diubah menjadi Majelis Rakyat Indonesia.
Mengingat situasi dunia yang kritis, Majelis Rakyat Indonesia bersedia bekerja sama dengan pemerintah.
Menjelang Perang Dunia II kondisi sosial ekonomi sudah pulih, kaum pergerakan mengharapkan agar hak-hak politik berdasarkan paham demokrasi dipulihkan juga. Pergerakan rakyat mendesak agar pemerintah suka mengadakan pembaharuan yang demokratis.Tuntutan penting yang menghendaki pembaharuan itu ialah yang kemudian dikenal sebagai petisi Sutarjo dan mosi Wiwoho, yaitu keduanya diajukan lewat dan dengan dukungan volksraad. Bulan Nopember 1938 keluarlah putusan pemerintah Nederland yang menolak petisi. Dengan ditolaknya petisi itu terbukti jelas bahwa perjuangan kemerdekaan lewat volksraad tidak bermanfaat sebab suatu usul yang telah diterima lembaga ini toh tidak dapat dilaksanakan.
http://pakyoyok.multiply.com/journal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar